Rabu, 09 Agustus 2017

Hirup Sendiri Asap Rokoknya, Gak Usah Bagi-bagi!


"Boleh ngerokok, tapi hirup sendiri asapnya. Gak usah bagi-bagi, saya gak butuh."

Seketika perkataan itu membuat mas-mas yang duduk di samping saya menoleh dengan tatapan sinis. Tanpa menjawab apa-apa, mas-mas ganTENK itu langsung membuang putung rokoknya.

Terdengar sedikit kasar memang, tapi perbuatannya memang sangat tidak lazim menurut saya. Bagaimana tidak, mas-mas itu merokok di dalam bus yang kaca jendelanya hanya terbuka sedikit. (Saat itu kondisi hujan, jadi semua kaca tertutup).

Kenapa saya bilang tidak lazim? Karena bus adalah kendaraan umum. Banyak orang di dalamnya, meliputi seluruh kalangan. Mas-mas tersebut merokok di belakang seorang nenek, ibu-ibu dan anaknya yang masih kecil, dan juga di samping saya! (jaraknya sangat dekat, tak ada pembatas tempat duduk yang membatasi kami). Masa iya mas-mas tersebut enggak mikir kalau itu asapnya mengarah ke depan dan langsung terhirup oleh kami.

Berkali-kali anak kecil itu batuk dan ibunya mencoba untuk menutup mulut anaknya. Sebagai kode, saya juga menutup mulut saya menggunakan jilbab dan sesekali mengayunkan tangan tanda risih terhadap asap rokok itu.

Karena sudah sangat kesal, saya berani speak up karena bukan hanya anak itu yang batuk, nenek itupun juga. Jelas saya tidak terima. Meskipun nenek, ibu, dan anaknya itu bukan keluarga saya, namun saya tahu benar rasanya kalau batuk gara-gara kena asap rokok.

"Mas, boleh ngerokok, tapi hirup sendiri asapnya. Enggak usah bagi-bagi, saya enggak perlu," ucapku serius.

So, disini saya bukan pembualan atau sok-sokan mau kampanye anti rokok. Saya memang tidak berhak untuk melarang siapapun untuk merokok. But, please. Tiap orang punya hak untuk menghirup udara bersih, bukan asap nikotin. Tiap orang punya pendirian. Saya bisa hargai orang yang merokok dengan cara menjauh tanpa nyinyir. Tapi kalau dalam keadaan bus yang sedang dalam perjalanan jauh, saya mau kemana? Pindah tempat duduk hanya karena mengalah sama situ? Haha, Big no. Saya punya hak! (lagian saya yang duluan dapat tempat duduk tersebut).

Saya yakin setiap manusia punya kepintaran dan bisa berpikir untuk bahkan hal yang sekecil itu saja. Boleh ngerokok, tapi lihat kondisi juga. Bukan mau sok iye, cuma yaa gitu deh. Pengin aja curhat masalah asap ini dan semoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua.

Jangan pernah menyepelekan kesehatan. Jangan sampai membiarkan diri dzolim terhadap diri sendiri, apalagi sama orang lain. Naudzubillaahimindzalik.

Mungkin bakal ada yang berkomentar "kalau gak mau kena asap rokok gak usah naik kendaraan umum", itsokay,  tiap orang bebas berkomentar. Sama halnya dengan saya,  saya juga bebas untuk komen.  Adil kan,  hehe.

Peace,  calm,  and love yourself hahaha😅

1 komentar: