Maghfira's Blog
Be yourself and you'll be fine- Shikamaru Naara. @firakuran
Kamis, 07 Desember 2017
When They Call Me “Bocah Labil” | Ketika Mereka Panggil Aku Si Bocah Labil
Senin, 23 Oktober 2017
Sakit Gigi Bikin Turun 7kg!
.....Tolong enggak usah kaget, biasa aja. (Wkwk).
(Oh ya, aku enggak nyeritain gimana proses sakitnya dicabut empat gigi, karena itu sudah lama banget, lima tahun yang lalu. Intinya sih sakit, haha)
Ceritanya sebulan yang lalu, saat dokter orto menyarankan untuk cabut dua gigi lagi, aku langsung ngabarin bokap kalau mau cabut gigi. Karena bokap orangnya cuek aja dan yang penting gigiku rapih, ya langsung di iya-in aja.
Gigi pertama dicabut hari kamis. Just so so, enggak terlalu sakit karena gigi yang dicabut itu kecil. Sakit nyeri-nyeri geli bentar doang, habis itu hilang sakitnya.
Naaaaaah, waktu cabut gigi yang besar sebelah kiri ini lho, sakitnya khand maeeeend. Fyi, gigi ini sempat bermasalah karena bolong, jadi dokter Marten (dokter gigiku yang di Sangatta) bilang dirawat aja, jangan dicabut. Alhasil gigi itu dirawat selama kurang lebih satu bulan biar sehat dan enggak bolong lagi. Namun karena permintaan dokter orto yang di Samarinda (dokter Syaiful), jadi gigi yang sudah dirawat sebulan ini harus dicabut.
Kecewa sebenarnya. Karena ini gigi sudah memakan banyak waktu dan biaya buat dirawat, tapi ujung-ujungnya dicabut juga. Tapi enggak apa, demi lepas behel tahun depan (aamiin), aku rela gigi yang besar ini dicabut.
Karena sebelumnya sudah pernah merasakan cabut empat gigi besar, aku sudah paham betul bagaimana euforia cabut gigi. So, aku enggak terlalu ambil pusing dan stres karena sudah terlalu bersahabat dengan dokter gigi. -_______- kzl.
Aku cabut gigi geraham di dokter gigi spesialis ahli bedah yang ada di Samarinda. Biusnya itu sampai ke hidung, jadi mati rasa. Bernafas cuma pakai satu hidung. Terus itu, efek sakitnya juga lama banget, padahal dosis obatnya sudah lumayan besar.
Karena sakit gigi yang berkepanjangan ini, aku jadi jarang makan dan enggak nafsu makan. Yang biasanya makan tiga kali sehari, jadi setengah porsi sehari, ya karena enggak bisa makan. Mau nangis tiap liat orang makan.
Setelah hampir dua minggu cabut gigi dan sakitnya enggak hilang-hilang, akhirnya aku kontrol ke dokter dan mengeluh kalau sakitnya enggak hilang. Saat diperiksa, katanya gigiki tumbuh lagi, tapi arahnya miring ke langit-langit mulut. Itu harus dioperasi.
Aku stres.
Pulang ke kosan langsung nelpon umi dan ngabarin kalau aku harus operasi gigi. Kata umi operasi di Sangatta aja, yasudah aku pulang deh ke Sangatta. Sampai sana, aku langsung rontgent dan kata dokter Nova, ini salah prediksi, bukan tumbuh gigi tapi tulang rahangnya keluar sampai gusi. Rasanya memang kayak gigi, tapi sebenarnya itu tulang.
Jreng......
Sedikit lega, tapi tetap saja mulutku dibedah (lagi) untuk membenarkan tulang yang keluar sampai gusi itu. -____-
Setelah itu, dokter suruh aku nimbang berat badan, dan ternyata turun tujuh kilo. Yang tadinya 56, jadi 49. What a beautiful day. Pantesan aja badan berasa ringan kayak habis ngezumba wkwkwkwk.
So, enggak usah diet, sakit gigi aja. Ha ha ha pembodohan.
Jadi, kalau mau gigi bagus itu memang butuh perjuangan. Ini sakit gigi bukan karena malas sakit gigi, tapi ya emang karena tulangnya aja lari lari sampe ke gusi. Tapi enggak apa, sudah lama enggak merasakan berat badan 40an. Terakhir itu SD kelas empat. Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. Hahahaha.
Minggu, 20 Agustus 2017
Aku Benci Itu! Tapi Malah Dapat Juara
Assalamualaikum,
Yak yak yak.
Sebenarnya sudah lama sih pengin ceritain ini di blog. But, lupa meleee. Biasa, blog dijadiin tempat nulis kalau lagi mood doang.
So, ini ceritanya sudah kurang lebih hampir tiga tahun yang lalu, tepatnya waktu masih kelas 11 SMA.
Sebelum cerita, aku mau jelasin dulu kalau dari dulu, tepatnya SMP enggak suka banget sama yang namanya MATH. Why?
Dulu, waktu SD sebenarnya jatuh cinta banget sama ni pelajaran. Guampanggg abiezzz menurut aku, tapi itu DULU!!!
Idk why, saat masuk SMP, math berasa jadi musuh. Enggak tahu karena faktor apa, tiap mata pelajaran ini bawaannya pengen sombong alias enggak mau dengarin guru yang lagi ngajar. Alhasil, jadi paling bungul di kelas kalau masalah pelajaran ini.
Anehnya, aku suka fisika. Tapi enggak pinter. Cuma suka aja. Padahal kata orang orang kalau suka fisika pasti suka math. YAY aku berhasil mematahkan teori itu.
Okay back to story, saat SMA kelas dua, seperti biasa di sekolah mengadakan seleksi KSM alias Kompetisi Sains Madrasah tiap tahunnya. Di kelas pun heboh banget. Kenapa heboh? Karena kelasku adalah jurusan bahasa dan mayoritas adalah sains haters. Wkwk. Gimana ceritanya diwajibkan untuk ikut kompetisi sains?
Awalnya, aku enggak tahu siapa yang memutuskan agar yang ikut kompetisi dipilih dari siswa/i yang dapat ranking 10 besar. But, karena aku enggak terlalu suka bersua di kelas, so aku ngikut aja kemauan polling terbesar.
Pas tahu ketentuan itu, aku secara otomatis milih pengin ikut apa, karena nyadar diri sama ketentuan kesepakatan mayoritas tadi.
Daaaan akhirnya aku memutuskan memilih biologi. Namaku sudah ditulis di papan tulis sebagai peserta KSM sekolah yang mengikuti seleksi biologo. But..... tiba-tiba banyak banget yang minat biologi ternyata.
Karena pada bising, aku memutuskan hengkang dari bubuhan biologi dan pilih kimia.
SONGONG PARAH PADAHAL MANA BISA KIMIA. WKWKWKWK-IN AJAH.
Kenapa aku berani pilih kimia? Karena dari awal emang i have no ambisi buat menang di kompetisi yang basically bukan minatku. Sama sekali enggak punya ambisi, dalam kata lain, 'yaudahsih, ini cuma formalitas, yang penting ikutan, wakilin kelas, daripada nyari masalah lagi sama guru,' gitu.
Eits. Fyi, meskipun kelasku bahasa dan diwajibkan tetap ikut kompetisi sains, cuma aku di kelas yang sans banget enggak ada belajar, enggak ada persiapan sama sekali. Ya karena tadi, aku enggak minat banget sama yang bukan bidangku.
Aku lihat teman-teman di kelas pada belajar kimia, biologi, fisika, and math padahal aku tahu sebenarnya mereka enggak suka itu. Ya meskipun memang ada beberapa yang ambisinya besar, karena mungkin di kelas 10 mereka suka matpel tersebut.
Saking santainya, aku ditegur sama teman-teman. Gini percakapannya:
F: fira
T2: teman teman
T2: fir ikut kimia?
F: iya
T2: udah belajar?
F: ntar gak ngisi soal kok
T2: kenapa?
F: kan aku gak ngerti.......(kemudian ketawa sendiri)
Mungkin teman-teman pada heran kenapa bisa aku sesantai ini padahal bisa dibilang kompetisi ini agak serius wkwkwkwwkwk. Bomat.
Well.. hari kompetisi pun tiba.
Tapi tiba-tiba teman ada yang ngajak tukeran, aku jadi math.
Yaudah aku iya-in.
Menurutku, mungkin rada bisa kalau ngerjain math. Songong abis.
Pengumuman pun berkumandang tanda menyuruh kami menempati kelas kompetisi sesuai bidang masing-masing.
Dengan santainya aku nyari kelas matematika. Jalan sendirian kayak enggak punya dosa, berasa anak pinter banget gitu, padahal..... aku ni apadah. Atau bahasa gaulnya, QNPDH... HM.
Ternyata aku telat masuk kelas. Wkwkwkwk.
Semuanya udah pada serius ngerjain soal.
Dan semuanya anak ipa yang pinter-pinter, kebanyakan temanku dikelas 10-2.
Konon katanya 10-1 sampai 10-3 itu anaknya pilihan, alias pinter-pinter. Katanya sih gitu,
Kalau emang itu benar adanya, keknya aku cuma nyasar disitu.
Atau jangan-jangan ketuker gitu namaku sama siswa lain. Wkwkwk. Bomat.
Dengan percaya diri aku ambil kertas soal, kertas jawaban, dan kertas coretan di meja pengawas.
Ahayde.
Biasa aja.
Gak deg-degan.
Padahal sudah janjian sama teman kelasku untuk kerja sama pas ngerjain soal,
Tapi ternyata tempat duduk kita berjauhan dan enggak support buat nyontek.
Alhamdulillah, enggak jadi nambah dosa waktu itu.
Tepat di sampingku adalah cowok teman sekelasku dulu, doi anak ipa. Emang pinter itung menghitung. Di depanku juga cewek teman sekelasku dulu, apalagi yang satu ini, pintar sangadh kalau itung-itungan.
Tapi kenapa sepanjang lomba mereka diskusi?
Harusnya kalau pinter bidang itu kannnn fokuuuuuus wkwkwkwk.
Lagian, kompetisi ini kan buat nyari siapa yg pantes buat dikirim untuk mewakili sekolah ke tingkat kota, lalu provinsi.
Dah. Lanjut.
Ternyata, soalnya biasa aja.
Aku bilang biasa aja, karena aku enggak ngerti.
Gak deng, ada beberapa soal basic yg aku pahami.
Soalnya kayak waktu UN SMP ku, yang nilai mathnya dapat 6,9.
Wkwkwwkwkwkwkwwkwkw. Ngaqaq onlen.
Aku ngerjain semampuku. Aku tulis semua yang aku tahu.
Aku tulis caranya dengan detail dan penuh dengan ke-sok-tahuanku.
Rumus gak nyambung sama soal.
Soalnya apa, rumusnya apa.
Ibaratnya soal logaritma, aku jawab pake rumus pitagoras.
Bodooooooamaatttt hahahaha.
Gakdenh. Canda.
Serius, aku enggak suka math.
Bisa dibilang benci.
Tapi aku sadar benci enggak ada gunanya, enggak dapet pahala, huhu.
Sayang sekali.
Kalau benci dapat pahala, mungkin dosaku ketutup sama pahala yang aku dapat dari membenci. Hahaha.
Naudzubillaah.
Waktu habis.
Aku mengumpulkan hasil kerja keras sotak-ku ke pengawas.
Dan langsung kembali ke kelas tanpa ada risau sedikitpun.
Beda sama anak-anak pinter yang niat, yang menyesali perbuatannya,
Like... "ISH, TADI TUH JAWABANKU SALAH. HARUSNYA TUH GINIGINIGINI,"
EWH.
aku anti sama perkataan itu.
Yaudahlahya, kalau udah dikumpul mana bisa dibenerin lagi. Ngeluh aja sana sama dinding, siapa tau digubris.
Beberapa hari kemudian, pengumuman dikumandangkan saat upacara bendera hari senin.
Ingin berkata ya ampun, ternyata aku juara tiga meeeeeeennnnn.
Deg-degan parah. Biasanya kalau menang itu seneng, lah ini malah takut. Keringat dingin.
Gimana gak takut? Kalau aku menang, tandanya aku harus ikut seleksi tingkat kota dong. HAHAHAHAAHAHAHAH ketawa like devil.
But, sokay, jalanin aja, pasti ada hikmahnya.
Dan hikmahnya adalah, aku belajar diantara orang-orang pinter di sekolah.
Hoaaaaaaam.
Aku enggak suka belajar.
Disaat teman-teman yang lain pulang, aku malah disuruh belajar di perpustakaan.
No, ini bukan aku banget.
Aku suka belajar, tapi sendirian, di kamar.
Di kelas aja aku malas belajar, gimana kalau privat sama anak-anak pinter gini?
Yak, kalian bisa merasakan gimana rasanya jadi aku. Capek makan ati.
Aku tahu, mereka pada kaget aku menang math, soalnya aku anak bahasa, bukan anak ipa. Wkwkwwkwkwwkwk.
But, aku juga gak bisa sombong, karena ini menang malah jadi cobaan dari Allah, teguran, biar disuruh belajar matematika lebih serius, enggak boleh males
Aku jalani aja semuanya dengan ikhlas, lumayan dapat pengalaman ikutan kompetisi sains yekaaannn.
Waktu itu, seleksi tingkat kotanya di MAN 1 Samarinda. Wow, betapa terkejutnya diriku mendapati pemandangan anak anak berkacamata tebal alias minus eh salah, pinter kalau kata orang orang.
Alhamdulillah, minusku 1,5 , aku pinter juga dong? Wkwkwwk. You wish fir.
((Mata minus gara2 kebanyakan scroll beranda fesbuk since 2010 dengan jarak 3cm antara mata dengan layar pc warnet)) ((yakale)) becanda gaes.
Alhamdulillaah, ternyata masih ada yang lebih parah dari aku yha.
Aku bisa ngerjain lima soal dari 15 soal.
Di sebelah aku, cuma ngerjain dua soal, itupun sambil ngos-ngosan dia, hufff.
Ya meskipun keknya jawabanku salah semua, seenggaknya aku ngerjain yang aku bisa dan enggak pake ngeluh, karena sekalu lagi aku tegaskan, aku enggak punya ambisi untuk menang.
Aku biarkan orang yang berbidang ini untuk menang, karena mereka lebih pantas memperjuangkan apa yang menjadi hobi dan bidang mereka.
Intinyaaaaa, setiap cerita selalu ada hikmahnya.
Wkwkwwkwkwkw.
Lucu juga kalau ingat kisah gaje masa SMA yang satu ini,
sayang kalau enggak diceritain.
Wkwkwwkwkwwkw.
Ketawa sampe ngantuk.
Bye.
Wassalam.
Rabu, 09 Agustus 2017
Hirup Sendiri Asap Rokoknya, Gak Usah Bagi-bagi!
"Boleh ngerokok, tapi hirup sendiri asapnya. Gak usah bagi-bagi, saya gak butuh."
Seketika perkataan itu membuat mas-mas yang duduk di samping saya menoleh dengan tatapan sinis. Tanpa menjawab apa-apa, mas-mas ganTENK itu langsung membuang putung rokoknya.
Terdengar sedikit kasar memang, tapi perbuatannya memang sangat tidak lazim menurut saya. Bagaimana tidak, mas-mas itu merokok di dalam bus yang kaca jendelanya hanya terbuka sedikit. (Saat itu kondisi hujan, jadi semua kaca tertutup).
Kenapa saya bilang tidak lazim? Karena bus adalah kendaraan umum. Banyak orang di dalamnya, meliputi seluruh kalangan. Mas-mas tersebut merokok di belakang seorang nenek, ibu-ibu dan anaknya yang masih kecil, dan juga di samping saya! (jaraknya sangat dekat, tak ada pembatas tempat duduk yang membatasi kami). Masa iya mas-mas tersebut enggak mikir kalau itu asapnya mengarah ke depan dan langsung terhirup oleh kami.
Berkali-kali anak kecil itu batuk dan ibunya mencoba untuk menutup mulut anaknya. Sebagai kode, saya juga menutup mulut saya menggunakan jilbab dan sesekali mengayunkan tangan tanda risih terhadap asap rokok itu.
Karena sudah sangat kesal, saya berani speak up karena bukan hanya anak itu yang batuk, nenek itupun juga. Jelas saya tidak terima. Meskipun nenek, ibu, dan anaknya itu bukan keluarga saya, namun saya tahu benar rasanya kalau batuk gara-gara kena asap rokok.
"Mas, boleh ngerokok, tapi hirup sendiri asapnya. Enggak usah bagi-bagi, saya enggak perlu," ucapku serius.
So, disini saya bukan pembualan atau sok-sokan mau kampanye anti rokok. Saya memang tidak berhak untuk melarang siapapun untuk merokok. But, please. Tiap orang punya hak untuk menghirup udara bersih, bukan asap nikotin. Tiap orang punya pendirian. Saya bisa hargai orang yang merokok dengan cara menjauh tanpa nyinyir. Tapi kalau dalam keadaan bus yang sedang dalam perjalanan jauh, saya mau kemana? Pindah tempat duduk hanya karena mengalah sama situ? Haha, Big no. Saya punya hak! (lagian saya yang duluan dapat tempat duduk tersebut).
Saya yakin setiap manusia punya kepintaran dan bisa berpikir untuk bahkan hal yang sekecil itu saja. Boleh ngerokok, tapi lihat kondisi juga. Bukan mau sok iye, cuma yaa gitu deh. Pengin aja curhat masalah asap ini dan semoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua.
Jangan pernah menyepelekan kesehatan. Jangan sampai membiarkan diri dzolim terhadap diri sendiri, apalagi sama orang lain. Naudzubillaahimindzalik.
Mungkin bakal ada yang berkomentar "kalau gak mau kena asap rokok gak usah naik kendaraan umum", itsokay, tiap orang bebas berkomentar. Sama halnya dengan saya, saya juga bebas untuk komen. Adil kan, hehe.
Peace, calm, and love yourself hahaha😅
Jumat, 09 Juni 2017
Ups, Salah Target! (Mau Berbuat Baik, Malah Nangis)
for example, orang yang kita peduliin merasa risih dan enggak butuh sama bentuk respect kita. Padahal udah berusaha baik tuh, eeeh responnya enggak sesuai harapan. Sakit? wooojelash. Bukan bermaksud butuh balasan berupa pujian dan haus akan terima kasih, tapi orang baik dan bijaksana tentu tahu bagaimana cara membalas kebaikan orang lain. Meskipun merasa itu bukanlah hal yang begitu penting.
hey, open your mind. Buka celah pikir sedikit. You have to know this. manusia sudah terlahir sebagai makhluk yang enggak bisa hidup sendiri. So, bagaimana cara biar selalu berada dalam lingkungan orang baik? ya caranya adalah berbuat baik, dan menghargai orang yang berlaku baik padamu.
Coba deh bayangin. Bagaimana sih rasanya, kalau kamu baik sama orang, tapi orang itu enggak peduli? kecewa? of course. But, disitulah cara Allah menguji kita sampai mana bentuk kesabaran pada diri dan sampai mana pula kekuatan kita diuji, meskipun dalam berbuat hal baik sekalipun.
Tuh, Allah tuh maha baik. Pas kamu jahat, eh masih aja Allah kirimkan orang baik untuk kamu.
Eits, jangan kecewa juga buat yang dijahatin meskipun udah baik. Allah itu maha adil, guys. Pokoknya, kalau kamu baik, pasti ada aja balasan kebaikan yang berkali lipat, begitu pun sebaliknya. Kalau kamu jahat, yaaa siap-siap aja dijahatin balik.
Kalau pun di dunia udah sering jahat tapi Allah masih tetap baik, yaaa balasannya di akhirat. Tinggal tunggu waktu. eh tapii, aduuuh, naudzubillahiminzalik. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang jahat dan tidak bisa menghargai sesama yaa.
FYI, Aku nulis ini bukan berarti aku masuk dalam golongan baik, ataupun golongan jahat. Enggak ada unsur menyinggung kok. Sharing enggak dosa, toh? Selama enggak merugikan siapa pun.
Sooo, baper memang tida baik ya guys. Bisa mengakibatkan tangan bisa berbicara. Ini nih buktinya. wkwkwk. Tiba-tiba aja tangan pengin nulis.
Yha mungkin tangan lebih mengerti, bahwa mulut sudah tak mampu lagi mengutarakan.
PS: Terkadang, melihat siapa target kebaikanmu memang penting. Jadi, sebelum mau berbuat baik, lihat-lihat dulu siapa orangnya. Kalau orangnya enggak butuh dan enggak peduli, mending cari target lain, guys. Masih banyak orang yang lebih bisa menghargai kebaikanmu.
Hehehe.
Rabu, 17 Mei 2017
Moodie, Normal Enggak, sih?
Rabu, 05 April 2017
Ninja Hatori. Lewati Hujan Sebrangi Banjir.
FC: Fira Cantik
Jadi, tadi jam 11 lewat baru plg ke rumah karena hujan br reda. setelah nyampe dr.sutomo, bingung ko gada org y. sepi bgt parah mana gelap. dan apesnya si FC enggak pake kacamata. ya mana keliatan klo di depan sana ada banjir sedalam rasa cinta ini padaNya.
BP: mba muter aja mba, banjirnya dalam banget
FC: ...***dalam hati: pak, ini ud mlm kl muter lg yaa Allah nyampe jamber mana pelan bgt bw mtr klo malem. everything is blur, pak***
dan akhirnya BP itu ga peduli dan aku juga. jadi kita smsm ga peduli.
FC terjun bebas dan akhirnya jebreeet. motor FC mati di genangan air coklat keemasan itu.
lalu gada yg nolong. ebuset.
berasa terdampar di suatu pulau.
gada org. gelap. sejauh mata memandang hanya ada air yg bergelinang mesra menyelimuti jalan raya itu.
Lampu merah lembuswana masih jauh. jauh bgt. e bentar, jauh bgt atau ni mata yg burem, gatau. beda tipis aja pokoknya.
trs akhirnya motor mau nyala lg, terjang lagi. terjang terjang terjang sosyal.
dannn motor mati lg.
saking uda tenggelam bgt.
bayangkan gaes, FC sudah cuci sepatu dengan susah payah nunggu keringnya karena hujan terus. pada akhirnya sepatu itu harus terjatuh dalam pelukan sang samudra dadakan (baca: banjir)
Yauda, nyalain lg. nyala lg tu motor.
alhamdulillah, all praise be to Allah.
Dan akhirnya sebentar lg nyampe lampu merah guys.
Ga sabar bgt pengin nyampe sana.
brum brum brum
tittttt tittttt *eh ko jorok....
engga, itu ga jorok. itu suara klakson.
FC mau ditabrak mobil guys.
gara2 ga nyadar klo lg di lampu merah.
Trus diteriakin deh ma tu org yg didalem mobil.
ehehehe.
aduh pak.
kl bpk jd saya, emg bpk mau berenti di jalan gelap, gada org, sendirian, dan tenggelam di banjir? lagian saya pelan pak. saya nyadar mobil situ mau lewat. saya uda berenti loh. knp ya ko di klaksonin ga nyante gitu. aduh pak. situ enak pake mobil pak. lah saya keujanan nih pak, ehehe gmn dong. untung td saya cuma sekadar aduh aduh aduh doang ya pak, kl huruf d nya geser dikit typo ke kiri, jadi nyumpah saya pak. hehe.
Alhamdulillah smg tu bapak td yg neriakin dengan niat bgt sampe buka kaca jendela dan ngeluarin wajah gantenknya di tengah hujan2 begini, taon dpn naik haji, ajak saya jg pak. Hehe.
asal bpk tau y pak, lagian td di jalan sebesar itu cuma ada kita bedua pak. mesra bgt ga tuh? harusnya bpk paham dong ya saya perempuan dan sendirian, naik mtr ujan2an, nerjang banjir. tp yaudala ya ga minta dikasihanin jg sih wekwekwekhahahahaa.
oke lanjut.
ternyata, banjirnya msh panjang guys.
yaudalah yaa rok udh basah
motor uda tenggelam setengah
blm lg kepala berat bgt efek minum obat
ngantuk
penginnya tdr aja
yo. this is Samarinda.
Jalanan gelap, banjir, dan pemarahan.
Tp gpp. empat tahun tinggal di Smd mengajarkanku apa artinya kenyamanan guring dirumah seharian ketika hujan.
mengajarkanku nikmatnya bolos ketika hujan di pagi hari.
dan mengajarkanku arti menunggu banjir surut selepas hujan datang.
nunggu banjir surut yg ga jelas kapan surutnya aja shanggup, apalagi kalau disuruh nunggu kamu.
Duuuuuuyyyyy lanji banar..
tp Alhamdulillah, akhirnya FC nyampe rumah dgn selamat dan basah basah manja.
Alhamdulillah, semakin sering kehujanan di jalan, semakin banyak doa org yg terkabul.
So, guys, kalau lg di jalan, trs kehujanan, jgn lupa berdoa. doa ap aja deh.
in sya Allah, doa org ketika hujan turun (apalagi yg kehujanan), bakal cpt di accept tuh sama Allah.
aamiin.
jd kl ujan jgn kebanyakan ngeluh.
kl gabisa ke sekolah, kampus, kerja, atau kmna pun krna hujan, jgn disalahin hujannya. kasian.
doi dtg bawa berkah gaes, masa malah disalahin.
bayangin aja ketika km datang ke seseorang yg km sukai, eh tp malah ditolak mentah2, ga enak KAAAANNN???? JAWAAAABBBV!!! GAK ENAAAKKK KAAANNNN!!tuh makanya. Gaenak. Sampe typo nulisnys.
bersyukur kl hujan. bnyk berkahnya.
kl gabsa k skolah/kampus, yauda sih bobo aja enaaaaaaaaaaa. makan mie rebus pake telor cabenya dua jg ena.
hidup dinikmati aja guys
jgn ribet kayak panitia.
jgn laper rese kenyang bego. (ini ga nyambung)
smuanya hrs disyukuri.
karena smua ada hikmahnya.
hehhehe
Udh gt aj. mksh