Minggu, 23 Oktober 2016

Impossible to understand, without ever feeling. (Tidak mungkin mengerti,tanpa pernah merasakan)

     Halo insan yang sangat suka memandang orang dari sudut pandang sebelah mata,
hai makhluk yang sangat suka mengambil kesimpulan tanpa filter terlebih dahulu,
haruskah aku menulis setiap proses dalam kehidupanku agar kau tahu betapa bersikerasnya aku untuk selalu memperbaiki diriku?

Apakah kamu fikir sebegitu bodohnya aku hingga tak tahu batas dan aturan dalam kehidupan? Apakah kamu fikir aku hidup di dunia untuk menjadi manusia yang tidak berguna sama sekali?

     Meskipun aku masih 18 tahun hidup di dunia ini, aku sudah cukup banyak mendapat banyak pelajaran untuk terus melanjutkan hidup menjadi orang yang baik kedepannya. Kurasa setiap manusia pasti ingin menjadi orang yang baik, termasuk aku.

      Dan sekarang,begitu banyak pertanyaan yang ingin ku lontarkan kepadamu. Apakah setiap urusanku itu penting bagimu? Dan apakah penting bagimu untuk mengurusi jalan hidupku? Baiklah. Menasihati satu sama lain memang tugas dari manusia, namun kembali pada yang paling utama, setiap manusia memiliki HAK atas privasinya. Menasihati boleh, melarang bahkan mengekang jangan. Bukan tidak suka dinasihati, aku sangat suka. Itu menandakan Tuhan dan kau masih sangat menyayangiku.

     Namun, lagi-lagi kembali pada yang utama. Kita hidup masing-masing, dan amal perbuatan ditanggung masing-masing. Kalau saling sibuk mengurusi nasib dosa orang lain, tidak akan ada habisnya. Bukankah kita semua sudah mengerti bahwa kita punya privasi dan jalan hidup masing-masing? Bukankah kau sendiri yang meminta aku untuk bertingkah dewasa? Bukankah ini maumu?

     Hai! Aku sudah berusaha untuk selalu keluar dari zona nyamanku,tahu. Aku berusaha untuk tidak menjadi manusia yang begitu-itu saja. Aku berusaha untuk selalu mencoba hal yang baru. Meskipun begitu,sekali lagi yang aku tekankan, aku masih punya otak dan ingatan untuk selalu berada dijalan kanan. Aku masih punya Tuhan dan masih tertancap di otakku sampai sekarang bahwa kita hidup hanya untuk berbakti pada Tuhan yang menciptakan kita.

   . Lebih baik, ayo, bersama-sama, kita mengurusi diri sendiri. Jangan sampai kita menjadi pribadi yang sibuk mengurusi urusan orang lain, sampai-sampai lupa mengurusi diri sendiri. Dan satu lagi, jangan pernah menilai sebuah buku dari sampulnya. Boleh jadi apa yang kamu lihat buruk diluar, ternyata sangat indah didalamnya. Dan begitupun sebaliknya, tudak menutup kemungkinan apa yang kamu lihat diluar sangat baik, ternyata malah sangat busuk didalamnya.

Jadi, inti dari tulisan fira  disini adalah;
1. Jangan pernah menilai orang dari sebelah mata, sekali-kali gunakan pikiran dari pandangan orang lain. Sekali-kali sebelum kau berbicara, fikirkan terlebih dahulu, "bagaimana perasaannya ketika nanti aku berkata seperti ini?" Jangan EGOIS.
2. Hargai PRIVASI orang lain.
3. Tidak perlu repot mengurusi dan mengomentari masalah orang lain. Karena kamu tidak pernah tau persis apa yang terjadi didalam diri orang lain, sebelum kamu merasakannya sendiri. Because it's impossible to understand, without ever feeling.

     Ditulis oleh perempuan 18 tahun yang katanya masih kecil, padahal sudah memasuki tahun ke-4 hidup sendiri dan jauh dari orang tua dan keluarga.